Lacak Arsip

Anti Virus sMaDav

Selasa, 19 Juli 2011

Wawancara Nazaruddin dengan Metro TV (2): Anas Guyur 20 Juta Dolar AS di Kongres Bandung

BEBERAPA nama yang disebut Nazaruddin adalah Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, dua Wakil Ketua KPK yakni Chandra M Hamzah dan M Yasin, dan anggota Komisi III DPR dari Demkrat Benny K Harman.

Terbaru, Nazaruddin menuding Anas adalah aktor utama yang berada di balik kasus yang menimpa dirinya. Berikut petikan wawancara Metro TV dengan Nazaruddin:

Metro TV : Anas mengatakan sudah mundur dari Anugerah Nusantara

Nazaruddin: Mundur gimana. Kalau mundur itu kan harus suratnya. Jadi begini ya, Anas bisa menang di 2010 (Kongres Demokrat di Bandung) memang pakai duit dari mana? Kita punya posko waktu itu di Senayan City. Semua kita panggil DPC dan dikasih uang. Setelah itu pertemuan di Hotel Sultan, setelah itu deklarasi di Hotel Sultan. Semua itu pakai uang. Uangnya dari mana? Dari perusahaan Anas. Anas itu terima uang dari proyek Ambalang (Palembang) Rp 100 miliar, dari Wisma Atlet itu Rp 16 Miliar.

Metro TV: Ada bukti soal itu?

Nazaruddin: Semua ada buktinya. Kalau KPK berani tangkap itu Anas Urbaningrum. Jangan direkayasa.

Metro TV: Tapi Anda ragu menyerahkan bukti itu ke KPK

Nazaruddin: Ya, karena saya ragu dengan KPK. Karena KPK itu perampok semua.

Metro TV: Siapa saja yang merekayasa kasus Anda, sehingga Anda tidak mau pulang

Nazaruddin: Yang merekayasa itu di dalam Hamzah dan Jasin. Itu semua temannya Anas dalam permainan mereka. Saya tahu benar, orang saya sering ikut ketemu kok.

Metro TV: Anas melaporkan Anda ke Polisi karena sering berbicara tanpa bukti.

Nazaruddin: Oke, saya sekarang cerita ya. Anas bisa menang karena habis hampir 20 juta dolar AS. Kalau tidak, mana bisa menang? Saya tahu benar, uangnya dari mana? dari proyek APBN. Ambalang itu sudah direkayasa supaya Adhi Karya (BUMN) bisa menang.

Metro TV: Bagaimana rekayasa dalam proyek Wisma Atlet?

Nazaruddin: Wisma Atlet itu adalah anggaran yang dialokasikan pada APBN-P 2010. Bukan dari anggaran sekarang, dan pembicaraannya mulai Januari 2010. Posisi Anas waktu itu Ketua Fraksi Demokrat. Pertemuannya ada, pertemuan dengan Andi Malarangeng di lantai 10 di Arcadia, semua ada buktinya. Yang menjalankan teknisnya Angelina Sondakh. Yang mengantar uang ke Anas selalu ke rumahnya. Ada supir namanya Dayat. Saya akan suruh Dayat ke KPK. Tapi percuma, tidak mungkin Pak Busyro bisa selesaikan kasus internalnya.


Metro TV: Siapa Dayat?

Nazaruddin: Dayat itu adalah supirnya Yuliani karyawan Anas dan saya. Tapi saya ini hanya pelaksana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar