KEBAHAGIAAN pasangan pengantin baru Daus Mini dan Yunita, masih terasa hangat di hari ketiga pernikahan mereka. Rasa sumringah begitu dirasakan Yuni –panggilan akrab Yunita- saat berbincang bersama kami melalui telepon genggamnya.
“Seneng rasanya. Makan ada yang nemenin, tidur ada yang nemenin. Pas bangun tidur, lho, kok ada orang?” seloroh Yuni sambil terbahak.
Ngobrol-ngobrol dengan pengantin baru, lebih asyik jika mengulik cerita seputar malam pertama.
Dengan malu-malu, Yuni bertutur mengenai pengalaman malam pertama mereka sebagai suami-istri. Menurutnya, "malam pertama" terpaksa mundur karena banyak keluarga menginap di rumah.
“Kita enggak sempat malam pertama, karena keluarga masih kumpul di rumah. Jadi enggak kebagian kamar, deh,” sahut perempuan 20 tahun ini.
Bersuamikan seorang pria bertubuh mungil rupanya tak memengaruhi hubungan intim pasangan ini.
Yuni mengaku, tak merasakan perbedaan apa pun untuk urusan seks.
“Enggak ada yang beda, sama saja kok. Enggak ada yang aneh,” ungkap pemilik nama lengkap Lestari Yunita itu.
Hmmm… rupanya Yuni termasuk wanita yang berprinsip “size doesn’t matter”. Hehehe…
Sabtu, 23 Juli 2011
Video Seks Marilyn Monroe Akan Dilelang
Seorang kolektor barang langka asal Spanyol, Mikel Barsa, kemarin berencana menjual film biru berdurasi enam setengah menit seharga Rp 4,2 miliar. Mahal? Tentu saja. Sebab, pelaku adegan mesum itu adalah aktris, penyanyi, dan model legendaris Amerika Serikat, Marilyn Monroe. "Adegan seks ini direkam pada 1947," ujar Barsa. "Usia dia belum 21 tahun."
Menurut Barsa, ketika itu sang aktris masih dikenal dengan nama Norma Jean Baker. "Film ini memperlihatkan Marilyn Monroe yang sesungguhnya," tutur Barsa. Ia berencana melelang film yang dibelinya pada 1997 tersebut pada 7 Agustus nanti di Argentina. "Akan ada bazar barang-barang antik di Buenos Aires," tuturnya.
Namun, seorang pemerhati menyatakan bahwa tokoh dalam film tersebut bukanlah Marilyn Monroe asli.
"Saya tahu betul dia," kata Scott Fortner yang juga kolektor benda-benda milik sang aktris. "Dia itu mungil. Saya, kan, punya bajunya."
Dituding koleksinya aspal (asli tapi palsu), Barsa menanggapi dengan santai. "Para pemujanya selalu bilang begitu," ujarnya. "Saya maklum."
sumber : tempointeraktif
Menurut Barsa, ketika itu sang aktris masih dikenal dengan nama Norma Jean Baker. "Film ini memperlihatkan Marilyn Monroe yang sesungguhnya," tutur Barsa. Ia berencana melelang film yang dibelinya pada 1997 tersebut pada 7 Agustus nanti di Argentina. "Akan ada bazar barang-barang antik di Buenos Aires," tuturnya.
Namun, seorang pemerhati menyatakan bahwa tokoh dalam film tersebut bukanlah Marilyn Monroe asli.
"Saya tahu betul dia," kata Scott Fortner yang juga kolektor benda-benda milik sang aktris. "Dia itu mungil. Saya, kan, punya bajunya."
Dituding koleksinya aspal (asli tapi palsu), Barsa menanggapi dengan santai. "Para pemujanya selalu bilang begitu," ujarnya. "Saya maklum."
sumber : tempointeraktif
Rabu, 20 Juli 2011
Anas Dalang Kasus Sesmenpora, Mubarok Bilang Bersih
Komentar Nazaruddin, Tamparan Keras untuk Demokrat dan SBY
Selasa, 19 Juli 2011
Wawancara Nazaruddin dengan Metro TV (2): Anas Guyur 20 Juta Dolar AS di Kongres Bandung
BEBERAPA nama yang disebut Nazaruddin adalah Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, dua Wakil Ketua KPK yakni Chandra M Hamzah dan M Yasin, dan anggota Komisi III DPR dari Demkrat Benny K Harman.
Terbaru, Nazaruddin menuding Anas adalah aktor utama yang berada di balik kasus yang menimpa dirinya. Berikut petikan wawancara Metro TV dengan Nazaruddin:
Metro TV : Anas mengatakan sudah mundur dari Anugerah Nusantara
Nazaruddin: Mundur gimana. Kalau mundur itu kan harus suratnya. Jadi begini ya, Anas bisa menang di 2010 (Kongres Demokrat di Bandung) memang pakai duit dari mana? Kita punya posko waktu itu di Senayan City. Semua kita panggil DPC dan dikasih uang. Setelah itu pertemuan di Hotel Sultan, setelah itu deklarasi di Hotel Sultan. Semua itu pakai uang. Uangnya dari mana? Dari perusahaan Anas. Anas itu terima uang dari proyek Ambalang (Palembang) Rp 100 miliar, dari Wisma Atlet itu Rp 16 Miliar.
Metro TV: Ada bukti soal itu?
Nazaruddin: Semua ada buktinya. Kalau KPK berani tangkap itu Anas Urbaningrum. Jangan direkayasa.
Metro TV: Tapi Anda ragu menyerahkan bukti itu ke KPK
Nazaruddin: Ya, karena saya ragu dengan KPK. Karena KPK itu perampok semua.
Metro TV: Siapa saja yang merekayasa kasus Anda, sehingga Anda tidak mau pulang
Nazaruddin: Yang merekayasa itu di dalam Hamzah dan Jasin. Itu semua temannya Anas dalam permainan mereka. Saya tahu benar, orang saya sering ikut ketemu kok.
Metro TV: Anas melaporkan Anda ke Polisi karena sering berbicara tanpa bukti.
Nazaruddin: Oke, saya sekarang cerita ya. Anas bisa menang karena habis hampir 20 juta dolar AS. Kalau tidak, mana bisa menang? Saya tahu benar, uangnya dari mana? dari proyek APBN. Ambalang itu sudah direkayasa supaya Adhi Karya (BUMN) bisa menang.
Metro TV: Bagaimana rekayasa dalam proyek Wisma Atlet?
Nazaruddin: Wisma Atlet itu adalah anggaran yang dialokasikan pada APBN-P 2010. Bukan dari anggaran sekarang, dan pembicaraannya mulai Januari 2010. Posisi Anas waktu itu Ketua Fraksi Demokrat. Pertemuannya ada, pertemuan dengan Andi Malarangeng di lantai 10 di Arcadia, semua ada buktinya. Yang menjalankan teknisnya Angelina Sondakh. Yang mengantar uang ke Anas selalu ke rumahnya. Ada supir namanya Dayat. Saya akan suruh Dayat ke KPK. Tapi percuma, tidak mungkin Pak Busyro bisa selesaikan kasus internalnya.
Metro TV: Siapa Dayat?
Nazaruddin: Dayat itu adalah supirnya Yuliani karyawan Anas dan saya. Tapi saya ini hanya pelaksana
Terbaru, Nazaruddin menuding Anas adalah aktor utama yang berada di balik kasus yang menimpa dirinya. Berikut petikan wawancara Metro TV dengan Nazaruddin:
Metro TV : Anas mengatakan sudah mundur dari Anugerah Nusantara
Nazaruddin: Mundur gimana. Kalau mundur itu kan harus suratnya. Jadi begini ya, Anas bisa menang di 2010 (Kongres Demokrat di Bandung) memang pakai duit dari mana? Kita punya posko waktu itu di Senayan City. Semua kita panggil DPC dan dikasih uang. Setelah itu pertemuan di Hotel Sultan, setelah itu deklarasi di Hotel Sultan. Semua itu pakai uang. Uangnya dari mana? Dari perusahaan Anas. Anas itu terima uang dari proyek Ambalang (Palembang) Rp 100 miliar, dari Wisma Atlet itu Rp 16 Miliar.
Metro TV: Ada bukti soal itu?
Nazaruddin: Semua ada buktinya. Kalau KPK berani tangkap itu Anas Urbaningrum. Jangan direkayasa.
Metro TV: Tapi Anda ragu menyerahkan bukti itu ke KPK
Nazaruddin: Ya, karena saya ragu dengan KPK. Karena KPK itu perampok semua.
Metro TV: Siapa saja yang merekayasa kasus Anda, sehingga Anda tidak mau pulang
Nazaruddin: Yang merekayasa itu di dalam Hamzah dan Jasin. Itu semua temannya Anas dalam permainan mereka. Saya tahu benar, orang saya sering ikut ketemu kok.
Metro TV: Anas melaporkan Anda ke Polisi karena sering berbicara tanpa bukti.
Nazaruddin: Oke, saya sekarang cerita ya. Anas bisa menang karena habis hampir 20 juta dolar AS. Kalau tidak, mana bisa menang? Saya tahu benar, uangnya dari mana? dari proyek APBN. Ambalang itu sudah direkayasa supaya Adhi Karya (BUMN) bisa menang.
Metro TV: Bagaimana rekayasa dalam proyek Wisma Atlet?
Nazaruddin: Wisma Atlet itu adalah anggaran yang dialokasikan pada APBN-P 2010. Bukan dari anggaran sekarang, dan pembicaraannya mulai Januari 2010. Posisi Anas waktu itu Ketua Fraksi Demokrat. Pertemuannya ada, pertemuan dengan Andi Malarangeng di lantai 10 di Arcadia, semua ada buktinya. Yang menjalankan teknisnya Angelina Sondakh. Yang mengantar uang ke Anas selalu ke rumahnya. Ada supir namanya Dayat. Saya akan suruh Dayat ke KPK. Tapi percuma, tidak mungkin Pak Busyro bisa selesaikan kasus internalnya.
Metro TV: Siapa Dayat?
Nazaruddin: Dayat itu adalah supirnya Yuliani karyawan Anas dan saya. Tapi saya ini hanya pelaksana
Razia Pelat Nomor Besok
KEPALA Seksi Penindakan Pelanggaran Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Adhie Santika mengatakan razia khusus itu akan mulai digelar besok. “Ya, besok, kita akan fokuskan ke plat nomor yang ditempeli lambang-lambang institusi, maupun kendaraan yang pakai rotator dan sirine. Kalau kedapatan melanggar, kita tilang,” katanya di Jakarta, Selasa (19/7/2011).
Adhie menjelaskan, menempelkan logo institusi (DPR, Polri/TNI) pada plat nomor kendaraan merupakan pelanggaran terhadap Pasal 280 jo Pasal 68 ayat 1 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan. “Bagi pelanggar dikenakana denda tilang Rp 500.000,” ucapnya.
Namun, kata Adhie, sanksi tilang itu hanya akan diberikan kepada pengendara yang menempelkan lambang institusi dengan menutupi nomor kendaraan. “Kalau ditempel di pinggir, nggak apa-apa,” katanya.
Dalam razia itu, polisi juga akan menertibkan plat nomor kendaraan yang dimodifikasi. “Pemilik kendaraan harus memakai pelat nomor asli yang dikeluarkan Polri. Tidak boleh melanggar spesifikasi teknik pelat nomor atau tidak sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Polri,” ujar dia.
Mengenai pemasangan rotator dan sirine, Adhie mengatakan tidak diperbolehkan dipasang pada kendaraan pribadi. Kedua alat itu hanya untuk kendaraan operasional aparat penegak hukum, ambulance, mobil petugas pemadam kebakaran.
Hal ini, katanya, sudah diatur dalam Pasal 287 jo 59 dan 106 ayat 4 huruf f jo Pasal 134 dan Pasal 139 UU No. 22 Tahun 2009. “Sanksinya maksimal 1 bulan kurungan dan denda Rp 500.000,” kata dia.
Sumber : www.monitorindonesia.com
Adhie menjelaskan, menempelkan logo institusi (DPR, Polri/TNI) pada plat nomor kendaraan merupakan pelanggaran terhadap Pasal 280 jo Pasal 68 ayat 1 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan. “Bagi pelanggar dikenakana denda tilang Rp 500.000,” ucapnya.
Namun, kata Adhie, sanksi tilang itu hanya akan diberikan kepada pengendara yang menempelkan lambang institusi dengan menutupi nomor kendaraan. “Kalau ditempel di pinggir, nggak apa-apa,” katanya.
Dalam razia itu, polisi juga akan menertibkan plat nomor kendaraan yang dimodifikasi. “Pemilik kendaraan harus memakai pelat nomor asli yang dikeluarkan Polri. Tidak boleh melanggar spesifikasi teknik pelat nomor atau tidak sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Polri,” ujar dia.
Mengenai pemasangan rotator dan sirine, Adhie mengatakan tidak diperbolehkan dipasang pada kendaraan pribadi. Kedua alat itu hanya untuk kendaraan operasional aparat penegak hukum, ambulance, mobil petugas pemadam kebakaran.
Hal ini, katanya, sudah diatur dalam Pasal 287 jo 59 dan 106 ayat 4 huruf f jo Pasal 134 dan Pasal 139 UU No. 22 Tahun 2009. “Sanksinya maksimal 1 bulan kurungan dan denda Rp 500.000,” kata dia.
Sumber : www.monitorindonesia.com
Sabtu, 16 Juli 2011
Melatih Daya Ingat
Kegemukan Jadi Mudah Pelupa
Itu sebabnya sangat penting untuk melatih agar otak tidak mudah pelupa. Simak tip dari Cynthia R.Green PhD, presiden Memory Art dan penulis buku Brainpower Game Plan ini.
1. Bicara dengan diri sendiri.
Dengan mengulang-ulang informasi pada diri sendiri, kita memaksa otak untuk memberi perhatian lebih pada informasi itu. Kita juga jadi terbiasa untuk melatih ingatan.
2. Buat permainan.
Baru membaca ada restoran bebek goreng yang baru buka bernama Bebek Waris? Coba ingat-ingat siapa teman atau keluarga yang juga memiliki nama Waris, misalnya.
3. Konsumsi brokoli.
Konsumsi makanan yang merupakan sumber asam folat seperti brokoli karena sudah terbukti mampu melindungi dan meningkatkan fungsi memori.
dikutip dari : www.kompas.com
Generasi Audio Visual"Internet membuat kita pintar sekaligus bodoh. Otak kita jadi terlatih untuk menggunakannya dan kita jadi ketagihan karena banyaknya kentungan yang didapat," kata Gary Small, penulis buku "iBrain Surviving the Technological Alteration of the Modern Mind" ini.
Itu sebabnya sangat penting untuk melatih agar otak tidak mudah pelupa. Simak tip dari Cynthia R.Green PhD, presiden Memory Art dan penulis buku Brainpower Game Plan ini.
1. Bicara dengan diri sendiri.
Dengan mengulang-ulang informasi pada diri sendiri, kita memaksa otak untuk memberi perhatian lebih pada informasi itu. Kita juga jadi terbiasa untuk melatih ingatan.
2. Buat permainan.
Baru membaca ada restoran bebek goreng yang baru buka bernama Bebek Waris? Coba ingat-ingat siapa teman atau keluarga yang juga memiliki nama Waris, misalnya.
3. Konsumsi brokoli.
Konsumsi makanan yang merupakan sumber asam folat seperti brokoli karena sudah terbukti mampu melindungi dan meningkatkan fungsi memori.
dikutip dari : www.kompas.com
Panggung Sandiwara Ala Demokrat
Peran dalang di Demokrat dengan dusta tiada tara
Tsunami politik yang menggoyang Partai Demokrat sepertinya belum mereda. Pasalnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat, Johnny Allen Marbun dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh bekas ajudannya Salestinus Angelo Ola, Kamis (14/7/2011) kemarin. Salestinus mengatakan, bekas atasannya itu diduga melakukan praktik percaloan bersama anggota DPR Fraksi Demokrat lainnya, Monica Wilhelmina Wenas.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat, Johnny Allen Marbun
“SAYA mau melaporkan dugaan tindak pidana korupsi mafia anggaran yang dilakukan oleh Monica Wilhelmina. Dia berperan sebagai calo bersama Johnny Allen,” ucap Selestinus.
Dituturkan Salestinus, peristiwa itu terjadi pada 2008. Saat itu, Johny menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR.
“Dia, Johnny, Wakil Ketua Badan Anggaran dan Monica ini sebagai calo yang menghubungkan orang daerah sama orang Banggar,” ungkap Salestinus yang mengaku ikut Johnny sejak 2005-2008.
Ditambahkan Salestinus, praktik mafia anggaran itu kerap berkaitan dengan pengucuran anggaran untuk daerah. Biasanya, Jhonny dan Monica mengambil 5 persen dari dana yang disepakati untuk dialokasikan ke daerah.
“Salah satu contohnya di Kabupaten Serang bagian Barat. Dialokasikan Rp39 miliar yang dibulatkan menjadi Rp40 miliar. Mereka ambil 5 persen, kira-kira Rp2 miliar,” ungkap Salestinus.
Bahkan, lanjut dia, dirinya pernah diperintahkan Johnny untuk mengambil uang hasil korupsi itu.
“Saya disuruh ambil duit ke sana-ke mari. Waktu itu saya enggak tahu kalau itu korupsi. Saya baru tahu akhir-akhir ini,” kata dia melanjutkan.
Sayangnya, Salestinus mengaku tidak memiliki bukti-bukti adanya tindak korupsi itu. Untuk sementara, dia hanya menyampaikan informasi. Meski begitu, Selestinus mengaku siap jika dipanggil untuk diperiksa.
Namun, meski terlihat heroik, Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) menilai langkah Selestinus yang mengadukan Johnny Allen terasa sangat aneh. Ada kesan, upaya itu hanyalah bagian dari skenario membungkam kasus Nazaruddin.
“Lang
kah dia itu seperti skenario untuk mengalihkan kasus Nazaruddin yang selama ini menyita perhatian masyarakat ke kasus Jhonny Allen,” tegas Direktur Eksekutif KP3I Tom Pasaribu kepada Monitor Indonesia, (Jumat, 15/7/2011). Tom berpendapat, selama ini kasus Jhonny Allen tidak pernah jelas tindak lanjutnya dari KPK, namun tiba-tiba publik dikagetkan dengan langkah Selestinus yang melaporkan mantan bosnya.
Jhonny Allen--Jangan ada dusta diantara Kita
Namun, lanjut Tom, ada sesuatu yang janggal di balik laporan Selestinus. Menurutnya, saat ini telah terjadi perpecahan luar biasa di internal Demokrat. Sebab sepengetahuan Tom, Jhonny Allen adalah orang dekat SBY.
“Selama ini kan kasus Jhonny Allen seperti ditutup oleh orang kuat Demokrat. Tapi sekarang ada upaya untuk membukanya kembali dengan pengaduan Selestinus tersebut,” kata Tom.
Kata Tom, dengan memunculkan kembali kasus Jhonny Allen tersebut ada upaya untuk menyelamatkan elit Partai Demokrat yang terlibat kasus Nazaruddin.
Tsunami politik yang menggoyang Partai Demokrat sepertinya belum mereda. Pasalnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat, Johnny Allen Marbun dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh bekas ajudannya Salestinus Angelo Ola, Kamis (14/7/2011) kemarin. Salestinus mengatakan, bekas atasannya itu diduga melakukan praktik percaloan bersama anggota DPR Fraksi Demokrat lainnya, Monica Wilhelmina Wenas.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat, Johnny Allen Marbun
“SAYA mau melaporkan dugaan tindak pidana korupsi mafia anggaran yang dilakukan oleh Monica Wilhelmina. Dia berperan sebagai calo bersama Johnny Allen,” ucap Selestinus.
Dituturkan Salestinus, peristiwa itu terjadi pada 2008. Saat itu, Johny menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR.
“Dia, Johnny, Wakil Ketua Badan Anggaran dan Monica ini sebagai calo yang menghubungkan orang daerah sama orang Banggar,” ungkap Salestinus yang mengaku ikut Johnny sejak 2005-2008.
Ditambahkan Salestinus, praktik mafia anggaran itu kerap berkaitan dengan pengucuran anggaran untuk daerah. Biasanya, Jhonny dan Monica mengambil 5 persen dari dana yang disepakati untuk dialokasikan ke daerah.
“Salah satu contohnya di Kabupaten Serang bagian Barat. Dialokasikan Rp39 miliar yang dibulatkan menjadi Rp40 miliar. Mereka ambil 5 persen, kira-kira Rp2 miliar,” ungkap Salestinus.
Bahkan, lanjut dia, dirinya pernah diperintahkan Johnny untuk mengambil uang hasil korupsi itu.
“Saya disuruh ambil duit ke sana-ke mari. Waktu itu saya enggak tahu kalau itu korupsi. Saya baru tahu akhir-akhir ini,” kata dia melanjutkan.
Sayangnya, Salestinus mengaku tidak memiliki bukti-bukti adanya tindak korupsi itu. Untuk sementara, dia hanya menyampaikan informasi. Meski begitu, Selestinus mengaku siap jika dipanggil untuk diperiksa.
Namun, meski terlihat heroik, Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) menilai langkah Selestinus yang mengadukan Johnny Allen terasa sangat aneh. Ada kesan, upaya itu hanyalah bagian dari skenario membungkam kasus Nazaruddin.
“Lang
kah dia itu seperti skenario untuk mengalihkan kasus Nazaruddin yang selama ini menyita perhatian masyarakat ke kasus Jhonny Allen,” tegas Direktur Eksekutif KP3I Tom Pasaribu kepada Monitor Indonesia, (Jumat, 15/7/2011). Tom berpendapat, selama ini kasus Jhonny Allen tidak pernah jelas tindak lanjutnya dari KPK, namun tiba-tiba publik dikagetkan dengan langkah Selestinus yang melaporkan mantan bosnya.
Jhonny Allen--Jangan ada dusta diantara Kita
Namun, lanjut Tom, ada sesuatu yang janggal di balik laporan Selestinus. Menurutnya, saat ini telah terjadi perpecahan luar biasa di internal Demokrat. Sebab sepengetahuan Tom, Jhonny Allen adalah orang dekat SBY.
“Selama ini kan kasus Jhonny Allen seperti ditutup oleh orang kuat Demokrat. Tapi sekarang ada upaya untuk membukanya kembali dengan pengaduan Selestinus tersebut,” kata Tom.
Kata Tom, dengan memunculkan kembali kasus Jhonny Allen tersebut ada upaya untuk menyelamatkan elit Partai Demokrat yang terlibat kasus Nazaruddin.
Sabtu, 09 Juli 2011
Aaron GhirardelliDoes this tool still work? I am trying to embed FB statuses but every time I do it, it says that there was a problem with the status update I wanted to embed! 27 days ago · Like · 8 comments
Jumat, 08 Juli 2011
Cewek Lesbi Dibekuk, Ga dikasih Ngancam!!!
Sebut saja, Fit wanita asal Karangmojo, Kecamatan Karangmojo Gunung Kidul. Bekerja sebagai Konsultan di salah satu bank swasta itu mengaku sering tidur bareng dengan korban birahinya di sebuah rumah sewa di daerah Kecamatan Karangmojo.
Terduga Fit, Wanita Separuh Tua(STW) berusia 32 tahun, melakukan pelecehan seksual dengan sesama jenis bernama Sri(18)warga Kecamatan Nglipar dibekuk polisi.
Ilustrasi
Telepon genggam milik korban berhasil memancing tersangka kota Wonosari," ungkap Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Alal Prasetyodi, Jumat (8/7/2011).
Fit yang bekerja sebagai konsultan di sebuah bank swasta di Gunungkidul itu mengaku sering tidur bareng dengan korban di sebuah rumah kos di Kecamatan Karangmojo.
Kami tidur bersama itu karena sebatas hubungan pertemanan dan tidak ada maksud mencabuli. Adapun sepeda motor maupun telepon genggam yang saya berikan kepada korban hanya statusnya saya pinjamkan karena kasihan," kata Fit kepada penyidik.
Namun Sri membantah pengakuan Fit dibantah. Menurut Sri, saat tidur bersama dia sering digerayani tersangka. "Dia (Fit) beringas dengan memaksa saya untuk melayani nafsu birahinya. Saya berulang kali diancam jika tak mau menuruti keinginannya," kata Sri.
Febry roy Ringgo
Widi Viera- Biasa Pulang Subuh
Belakangan Grup Band Vierra diterpa kabar kurang sedap lantaran Vokalis Vierra, Widi Soediro Nalchyna mengalami percobaan perkosaan di kawasan Kemang Jakarta selatan(05/0/2011)silam.
Lantaran berita itu,Widi mengaharapkan publik memaklumi keadaannya yang kegiataanya banyak menyita waktu hingga subuh. "Dan untuk orang-orang yang ga tau apa-apa dan sok tau, mending ga usah bacot atau bervonis ria. Baca aja @Vierratale thanks," tulis Widi di akun Twitter-nya, Jumat (8/7/2011)
Kejadian terjadi kira kira pukul 04.00 wib yg identik dengan jam pulangnya wanita nakal dan sejenisnya, namun lantaran kegiatan padat terpaksa harus pulang pagi.
"Dan buat orang-orang yang pada nanya, ngapain gw ada dijalan subuh-subuh? Karena menurut gw, jam itu udah gak berlaku lagi buat orang-orang yang berkegiatan banyak.. G ngerti?" tulisnya.
Berita Hot Lainnya:
Widi Diperkosa
Widi Diculik 3 pemuda
Lantaran berita itu,Widi mengaharapkan publik memaklumi keadaannya yang kegiataanya banyak menyita waktu hingga subuh. "Dan untuk orang-orang yang ga tau apa-apa dan sok tau, mending ga usah bacot atau bervonis ria. Baca aja @Vierratale thanks," tulis Widi di akun Twitter-nya, Jumat (8/7/2011)
Kejadian terjadi kira kira pukul 04.00 wib yg identik dengan jam pulangnya wanita nakal dan sejenisnya, namun lantaran kegiatan padat terpaksa harus pulang pagi.
"Dan buat orang-orang yang pada nanya, ngapain gw ada dijalan subuh-subuh? Karena menurut gw, jam itu udah gak berlaku lagi buat orang-orang yang berkegiatan banyak.. G ngerti?" tulisnya.
Berita Hot Lainnya:
Widi Diperkosa
Widi Diculik 3 pemuda
Kamis, 07 Juli 2011
Gayus Melingkar, Nazaruddin Kapan Pulang
Cerita Gayus dan Nazaruddin, Yang Muda Yang Bikin Repot.
Cerita Gayus dan Nazaruddin, Yang Muda Yang Bikin Repot.
SEKADAR mengingatkan, Gayus yang seorang pegawai pajak membuktikan dirinya mampu mengobok-obok hukum di negeri ini. Predikat mafia pajak pun melekat pada Gayus lewat sederet aksi nakalnya di lingkungan Direktorat Pajak. Meski masih berdarah muda, Gayus yang lahir di Jakarta, 9 Mei 1979 ini berhasil menimbun pundi-pundi kekayaannya.
Bukan itu saja, meski sudah tercatat sebagai tahanan, Gayus nyatanya masih leluasa keluar masuk penjara, hingga ke manca negara. Terakhir, dia bahkan menyebut sejumlah nama yang juga ikut terlibat dalam permainan haramnya.
Saking terkenalnya, Bona Paputungan yang mantan narapidana bahkan menciptakan lagu “Andai Ku Gayus Tambunan” yang menceritakan betapa Gayus mampu ‘mengatur’ segalanya dengan rupiah. Nah, bagaimana dengan Nazaruddin? Setali tiga uang, sepak terjang Nazaruddin juga tak berbeda jauh dengan Gayus. Keduanya masih muda. Nazaruddin lahir di Bangun, Pematangsiantar, Sumatera Utara, 26 Agustus 1978. Nazaruddin hanya lebih tua setahun dari Gayus.
Soal membuat repot republik, Nazaruddin juga tak kalah dengan Gayus. Nazaruddin yang mantan kasir Partai Demokrat ini juga memiliki harta yang cukup melimpah. Konon, limpahan harta itu dia peroleh dari hasil proyek yang ia kerjakan di berbagai lembaga pemerintah. Usai terlilit masalah korupsi, Nazaruddin juga meniru langkah Gayus terbang ke Singapura. Dari negeri Singa itu, Nazaruddin lantas ‘bernyanyi’, yang menurut Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, tak enak didengar.
Akan tetapi, jika dilihat dari sudut ‘prestasi’, nilai Nazaruddin sepertinya lebih tinggi dibanding Gayus. Jika Gayus hanya membuat repot aparat penegak hukum, Nazaruddin bisa di atas itu. Pasalnya, partai yang membesarkan namanya, Partai Demokrat, saat ini tengah dirundung masalah yang semuanya berawal dari kasus Nazaruddin. Tak pelak, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pun ikut kebakaran jenggot oleh nakalnya Nazaruddin.
Terakhir, Nazaruddin dikabarkan tak lagi berada di Singapura. Beredar kabar, Nazaruddin saat ini sudah berada di Pakistan. Entah bagaimana caranya, yang pasti Nazaruddin bisa masuk ke negara itu, meski paspor miliknya sudah dicabut. Kalau kembali ke cerita Gayus, melenggang bebas ke negara lain tentu bukan hal yang sulit. Buktinya, Gayus pernah memiliki paspor atas nama Sony Laksono. Kalau Gayus saja bisa, kenapa Nazaruddin tidak bisa?
Terlepas dari kasus yang melilit mereka, cerita Gayus dan Nazaruddin memang cukup menarik diikuti. Usia boleh muda, tetapi kiprah mereka mampu membuat republik ini terombang-ambing.
Namun, publik tentu sangat berharap kepulangan Nazaruddin ke Tanah Air. Sebab, akan lebih enak didengar jika Nazaruddin ‘bernyanyi’ di depan penegak hukum ketimbang hanya berkoar lewat pesan di BlackBerry. Catatan terakhir, Gayus tampaknya lebih gentle, karena dia pergi ke luar negeri, tapi kembali lagi tanpa banyak masalah. Sebaliknya, Nazaruddin, pergi ke luar negeri, tapi enggan untuk kembali lagi
Cerita Gayus dan Nazaruddin, Yang Muda Yang Bikin Repot.
SEKADAR mengingatkan, Gayus yang seorang pegawai pajak membuktikan dirinya mampu mengobok-obok hukum di negeri ini. Predikat mafia pajak pun melekat pada Gayus lewat sederet aksi nakalnya di lingkungan Direktorat Pajak. Meski masih berdarah muda, Gayus yang lahir di Jakarta, 9 Mei 1979 ini berhasil menimbun pundi-pundi kekayaannya.
Bukan itu saja, meski sudah tercatat sebagai tahanan, Gayus nyatanya masih leluasa keluar masuk penjara, hingga ke manca negara. Terakhir, dia bahkan menyebut sejumlah nama yang juga ikut terlibat dalam permainan haramnya.
Saking terkenalnya, Bona Paputungan yang mantan narapidana bahkan menciptakan lagu “Andai Ku Gayus Tambunan” yang menceritakan betapa Gayus mampu ‘mengatur’ segalanya dengan rupiah. Nah, bagaimana dengan Nazaruddin? Setali tiga uang, sepak terjang Nazaruddin juga tak berbeda jauh dengan Gayus. Keduanya masih muda. Nazaruddin lahir di Bangun, Pematangsiantar, Sumatera Utara, 26 Agustus 1978. Nazaruddin hanya lebih tua setahun dari Gayus.
Soal membuat repot republik, Nazaruddin juga tak kalah dengan Gayus. Nazaruddin yang mantan kasir Partai Demokrat ini juga memiliki harta yang cukup melimpah. Konon, limpahan harta itu dia peroleh dari hasil proyek yang ia kerjakan di berbagai lembaga pemerintah. Usai terlilit masalah korupsi, Nazaruddin juga meniru langkah Gayus terbang ke Singapura. Dari negeri Singa itu, Nazaruddin lantas ‘bernyanyi’, yang menurut Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, tak enak didengar.
Akan tetapi, jika dilihat dari sudut ‘prestasi’, nilai Nazaruddin sepertinya lebih tinggi dibanding Gayus. Jika Gayus hanya membuat repot aparat penegak hukum, Nazaruddin bisa di atas itu. Pasalnya, partai yang membesarkan namanya, Partai Demokrat, saat ini tengah dirundung masalah yang semuanya berawal dari kasus Nazaruddin. Tak pelak, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pun ikut kebakaran jenggot oleh nakalnya Nazaruddin.
Terakhir, Nazaruddin dikabarkan tak lagi berada di Singapura. Beredar kabar, Nazaruddin saat ini sudah berada di Pakistan. Entah bagaimana caranya, yang pasti Nazaruddin bisa masuk ke negara itu, meski paspor miliknya sudah dicabut. Kalau kembali ke cerita Gayus, melenggang bebas ke negara lain tentu bukan hal yang sulit. Buktinya, Gayus pernah memiliki paspor atas nama Sony Laksono. Kalau Gayus saja bisa, kenapa Nazaruddin tidak bisa?
Terlepas dari kasus yang melilit mereka, cerita Gayus dan Nazaruddin memang cukup menarik diikuti. Usia boleh muda, tetapi kiprah mereka mampu membuat republik ini terombang-ambing.
Namun, publik tentu sangat berharap kepulangan Nazaruddin ke Tanah Air. Sebab, akan lebih enak didengar jika Nazaruddin ‘bernyanyi’ di depan penegak hukum ketimbang hanya berkoar lewat pesan di BlackBerry. Catatan terakhir, Gayus tampaknya lebih gentle, karena dia pergi ke luar negeri, tapi kembali lagi tanpa banyak masalah. Sebaliknya, Nazaruddin, pergi ke luar negeri, tapi enggan untuk kembali lagi
Aparat Hukum Mirip Keledai
Operasi Intelijen Menjadi Buru Nazaruddin
Demokrat Merasa Tersandera dengan Nazaruddin
Rabu, 06 Juli 2011
Widi Viera Diperlosa?
Widi diVisum di Cipto
Widi telah melakukan visum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Pada saat menjalani visum, Widi didampingi orangtua, kekasih dan juga personel Vierra. Sementara itu, rencananya Vierra akan menggelar konperensi pers mengenai masalah yang menimpa vokalisnya itu pada pukul 17.00 WIB.
Widi telah melakukan visum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Pada saat menjalani visum, Widi didampingi orangtua, kekasih dan juga personel Vierra. Sementara itu, rencananya Vierra akan menggelar konperensi pers mengenai masalah yang menimpa vokalisnya itu pada pukul 17.00 WIB.
Senin, 04 Juli 2011
Pemilihan Ketum PPP Satu Putaran
Bursa pemilihan calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2011-2016, semakin ketat. Kubu Suryadharma Ali mengklaim pihaknya yakin akan menang satu putaran.
Selanjutnya:
Didukung Para Kyai, SDA Yakin Menang Satu Putaran
Selanjutnya:
Didukung Para Kyai, SDA Yakin Menang Satu Putaran
SDA Gagal Lewat Aklamasi
Mimpi Suryadharma Ali untuk kembali duduk sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lewat jalur aklamasi buyar. Soalnya, tiga DPW sudah menyatakan tidak mendukung SDA sebagai ketua umum. Peluang aklamasi untuk Suryadharma Ali tertutup dalam Muktamar VII PPP kian menjauh.
“SAMPAI saat ini (Senin 4/7 sore), sudah ada tiga DPW yang tidak menyebut mendukung SDA sebagai Ketua Umum. Yakni, Jateng Bangka Belitung, dan Kalteng. Sedangkan, Kalsel menyebut tiga nama untuk dipilih (Suryadharma Ali, Akhmad Muqowam, Ahmad Yani, red),” kata Ketua Panitia Muktamar VII PPP Emron Pangkapi, saat konfrensi pers, Senin (4/7/2011), di Bandung.
Dari pantauan Monitor Indonesia Hingga saat ini 17 DPW PPP sudah memberikan tanggapan atas laporan pertanggungjawaban Ketua Umum PPP. “Pada putaran pertama sembilan DPW (Jabar, Aceh, Kalbar, Sulteng, Papua Barat, Jateng, Sumbar, Kalteng, Sulut dan NTT) menerima LPJ Ketua Umum,” katanya.
Namun, kata Emron, DPW Jateng tidak menolak atau menerima LPJ. “Jateng abstain. Mereka hanya meminta audit keuangan partai dan transparansi keuangan. Mereka juga menilai pembinaan belum maksimal, dan mengkritik suara partai menurun,” ungkap Erman, yang juga Ketua DPP PPP bidang OKK itu. Jateng sendiri, kata Emron, tidak berubah dalam dukungannya. “Jateng mendukung Akhmad Muqowam,” tegasnya.
Sementara, pada putaran kedua, Maluku dan Babel menerima LPJ dan mendukung SDA. Begitu juga dengan Banten, Sultra, Papua, Sulteng menerima LPJ dan mendukung SDA. Sedangkan, untuk DPW Kalsel, kata Emron, bahasanya adalah dapat menerima LPJ, dan mempersilakan tiga kandidat terbaik untuk dipilih menjadi Ketum PPP.
“Kalau Bali, terima LPJ dan tidak menyebut mendukung siapa pun,” kata Emron. Hingga saat ini, DPW-DPW masih bergantian membacakan tanggapan LPJ Ketum PPP. Emron juga mengatakan kalau aklamasi SDA sudah tidak mungkin. “Kalau dilihat posisi sekarang, tampaknya aklamasi sudah tidak bisa,” imbuhnya.
SDA Optimis Menang
Namun, pria yang juga tim sukses SDA tersebut memprediksi jika petahana partainya akan menang dalam satu putaran. “Kalau prediksi saya 70-75 persen-lah. Satu putaran pastinya,” ujar Emron
“SAMPAI saat ini (Senin 4/7 sore), sudah ada tiga DPW yang tidak menyebut mendukung SDA sebagai Ketua Umum. Yakni, Jateng Bangka Belitung, dan Kalteng. Sedangkan, Kalsel menyebut tiga nama untuk dipilih (Suryadharma Ali, Akhmad Muqowam, Ahmad Yani, red),” kata Ketua Panitia Muktamar VII PPP Emron Pangkapi, saat konfrensi pers, Senin (4/7/2011), di Bandung.
Dari pantauan Monitor Indonesia Hingga saat ini 17 DPW PPP sudah memberikan tanggapan atas laporan pertanggungjawaban Ketua Umum PPP. “Pada putaran pertama sembilan DPW (Jabar, Aceh, Kalbar, Sulteng, Papua Barat, Jateng, Sumbar, Kalteng, Sulut dan NTT) menerima LPJ Ketua Umum,” katanya.
Namun, kata Emron, DPW Jateng tidak menolak atau menerima LPJ. “Jateng abstain. Mereka hanya meminta audit keuangan partai dan transparansi keuangan. Mereka juga menilai pembinaan belum maksimal, dan mengkritik suara partai menurun,” ungkap Erman, yang juga Ketua DPP PPP bidang OKK itu. Jateng sendiri, kata Emron, tidak berubah dalam dukungannya. “Jateng mendukung Akhmad Muqowam,” tegasnya.
Sementara, pada putaran kedua, Maluku dan Babel menerima LPJ dan mendukung SDA. Begitu juga dengan Banten, Sultra, Papua, Sulteng menerima LPJ dan mendukung SDA. Sedangkan, untuk DPW Kalsel, kata Emron, bahasanya adalah dapat menerima LPJ, dan mempersilakan tiga kandidat terbaik untuk dipilih menjadi Ketum PPP.
“Kalau Bali, terima LPJ dan tidak menyebut mendukung siapa pun,” kata Emron. Hingga saat ini, DPW-DPW masih bergantian membacakan tanggapan LPJ Ketum PPP. Emron juga mengatakan kalau aklamasi SDA sudah tidak mungkin. “Kalau dilihat posisi sekarang, tampaknya aklamasi sudah tidak bisa,” imbuhnya.
SDA Optimis Menang
Namun, pria yang juga tim sukses SDA tersebut memprediksi jika petahana partainya akan menang dalam satu putaran. “Kalau prediksi saya 70-75 persen-lah. Satu putaran pastinya,” ujar Emron
Minggu, 03 Juli 2011
Presiden Minta PPP Kondusifkan Politik
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya mengajak Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melakukan aksi politik yang kondusif.
“SAYA mengajak kepada pimpinan, ulama, kader, dan simpatisan PPP untuk selalu memberikan keteladanan dalam memelihara dan menyalurkan perilaku politik yang cerdas, bersih, toleran, dan santun,” kata SBY dalam pidatonya pada pembukaan Muktamar VII PPP di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Minggu (3/7/2011).
Presiden juga mengajak PPP untuk membangun kehidupan politik yang ditopang keselarasan antara kemajuan sistem multipartai dan kokohnya sistem presidensial. Selain itu, presiden berharap agar kader PPP selalu menyebarkan dan menumbuhkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan demokrasi.
SBY mengungkapkan, PPP merupakan bagian dari sejarah politik Indonesia di era 70-an sebagai wadah berbagai partai politik bernafaskan Islam. PPP, juga berhasil mengatasi beragam gelombang dan gejolak politik di Indonesia.
Muktamar VII PPP yang diselenggarakan dari 3 juli 2011 hingga 6 Juli 2011 bertema “Meneguhkan dan Mengembalikan PPP sebagai Rumah Bagi Partai Politik Berdasarkan Islam.”
Muktamar PPP Menyimpan Kecemasan
Di tengah kegembiraan kader PPP yang kini tengah menggelar Muktamar VII, sebenarnya mereka tengah menyimpan kecemasan yang luar biasa. Kecemasan itu menyangkut masa depan partai berlambang Ka’bah, terutama ketika berhadapan dengan Parliamentary Threshold (PT) yang didorong hingga ke angka 4 persen sampai 5 persen.
PENGAMAT Politik dan Pengurus Presidium Nasional Masika ICMI, Ardi Winangun mengatakan kecemasan-kecemasan yang dialami kader dan partisan PPP itu terwujud dalam beberapa bentuk, pertama, muktamar ini merupakan muktamar luar biasa, sebab seharusnya Muktamar VII PPP baru digelar nanti, pada Februari 2012. Namun karena 2012 terlalu dekat dengan Pemilu 2014, maka mau tidak mau, terjadi kesepakatan bahwa muktamar harus dipercepat. Tujuannya, agar persiapan untuk menghadapi Pemilu lebih panjang dan lebih siap.
Kecemasan berikutnya adalah bila PT disepakati 4 persen sampai 5 persen. Sebab, aturan itu bisa jadi akan mengubur PPP di luar Senayan. Kekhawatiran ini sangat wajar, karena perolehan suara pada Pemilu 2004 yang mencapai 8,2 persen, ternyata turun di Pemilu 2009 menjadi hanya 5,3 persen. Bisa jadi, pada Pemilu 2014 akan kembali turun.
Menurunnya suara yang melanda PPP salah satunya karena semakin banyaknya partai berhaluan Islam yang muncul. Sehingga, partai-partai berhaluan nasionalis lebih diminati masyarakat pemilih, karena mereka lebih mampu membumikan ideologi atau visi dan misinya. Sedang partai-partai Islam, terutama PPP, belum mampu melakukan hal itu.
Kondisi seperti itu diakui sendiri oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II dan Harlah XXXVII PPP (Partai Persatuan Pembangunan), di Medan, Sumatera Utara, Januari 2010 silam.
Suryadharma Ali mengakui, isu keislaman yang selalu dijadikan modal PPP ternyata tidak mampu mendongkrak dukungan. Karena persoalan krusial yang menjadi perhatian utama masyarakat adalah keterjangkauan harga kebutuhan pokok, bukan isu ritual keagamaan yang sampai saat ini masih dikemukakan oleh partai Islam.
Untuk mensiasati agar bisa lolos PT 4 persen sampai 5 persen, PPP kembali menggandeng para kiai sebagai vote getter agar bisa mendulang suara. PPP mengklaim, 41 kiai dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kebangkitan Nadlatul Ulama (PKNU) yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Timur telah bergabung ke PPP. Kejadian ini akan menjadi amunisi baru membangkitkan kejayaan PPP, setelah terpecah di era reformasi.
Kekuatan dari kiai itu bertambah ketika di sela-sela Muskerwil DPD PPP Jawa Timur, Juni 2011, sejumlah kiai seperti KH Anwar Iskandar (Kediri), KH Nawawi Abdul Jalil (Pasuruan), KH Mas Subadar (Pasuruan), KH Mahrus (Madura), KH Ja’far Yunus (Madura),dan Gus Yasin (Madura), menyatakan bergabung dengan PPP. Deklarasi bergabungnya para ulama dan kiai ini dilakukan di sela-sela Muskerwil DPD PPP Jawa Timur di Surabaya, belum lama ini.
PENGAMAT Politik dan Pengurus Presidium Nasional Masika ICMI, Ardi Winangun mengatakan kecemasan-kecemasan yang dialami kader dan partisan PPP itu terwujud dalam beberapa bentuk, pertama, muktamar ini merupakan muktamar luar biasa, sebab seharusnya Muktamar VII PPP baru digelar nanti, pada Februari 2012. Namun karena 2012 terlalu dekat dengan Pemilu 2014, maka mau tidak mau, terjadi kesepakatan bahwa muktamar harus dipercepat. Tujuannya, agar persiapan untuk menghadapi Pemilu lebih panjang dan lebih siap.
Kecemasan berikutnya adalah bila PT disepakati 4 persen sampai 5 persen. Sebab, aturan itu bisa jadi akan mengubur PPP di luar Senayan. Kekhawatiran ini sangat wajar, karena perolehan suara pada Pemilu 2004 yang mencapai 8,2 persen, ternyata turun di Pemilu 2009 menjadi hanya 5,3 persen. Bisa jadi, pada Pemilu 2014 akan kembali turun.
Menurunnya suara yang melanda PPP salah satunya karena semakin banyaknya partai berhaluan Islam yang muncul. Sehingga, partai-partai berhaluan nasionalis lebih diminati masyarakat pemilih, karena mereka lebih mampu membumikan ideologi atau visi dan misinya. Sedang partai-partai Islam, terutama PPP, belum mampu melakukan hal itu.
Kondisi seperti itu diakui sendiri oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II dan Harlah XXXVII PPP (Partai Persatuan Pembangunan), di Medan, Sumatera Utara, Januari 2010 silam.
Suryadharma Ali mengakui, isu keislaman yang selalu dijadikan modal PPP ternyata tidak mampu mendongkrak dukungan. Karena persoalan krusial yang menjadi perhatian utama masyarakat adalah keterjangkauan harga kebutuhan pokok, bukan isu ritual keagamaan yang sampai saat ini masih dikemukakan oleh partai Islam.
Untuk mensiasati agar bisa lolos PT 4 persen sampai 5 persen, PPP kembali menggandeng para kiai sebagai vote getter agar bisa mendulang suara. PPP mengklaim, 41 kiai dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kebangkitan Nadlatul Ulama (PKNU) yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Timur telah bergabung ke PPP. Kejadian ini akan menjadi amunisi baru membangkitkan kejayaan PPP, setelah terpecah di era reformasi.
Kekuatan dari kiai itu bertambah ketika di sela-sela Muskerwil DPD PPP Jawa Timur, Juni 2011, sejumlah kiai seperti KH Anwar Iskandar (Kediri), KH Nawawi Abdul Jalil (Pasuruan), KH Mas Subadar (Pasuruan), KH Mahrus (Madura), KH Ja’far Yunus (Madura),dan Gus Yasin (Madura), menyatakan bergabung dengan PPP. Deklarasi bergabungnya para ulama dan kiai ini dilakukan di sela-sela Muskerwil DPD PPP Jawa Timur di Surabaya, belum lama ini.
Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Muchdi PR yang sebelumnya sempat ngotot ikut dalam bursa, akhirnya keok sebelum perang.
Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) digelar Minggu (3/7/2011) di Bandung, Jawa Barat. Dari empat kandidat calon Ketum PPP yang memperebutkan suara terbanyak untuk duduk di puncak pimpinan, ternyata tinggal tiga orang. Mereka adalah Suryadharma Ali, Ahmad Muqowam, dan Ahmad Yani. Sedangkan Muchdi PR yang sebelumnya sempat ngotot ikut dalam bursa, akhirnya keok sebelum perang.
MUNDURNYA Muchdi dibenarkan Ketua Tim Suksesnya, Ridho Kamaludin. “Benar, pak Muchdi sudah menyatakan batal maju menjadi kandidat. Alasannya, ada sesuatu yang penting dan tidak bisa diungkapkan. Yang jelas bukan mundur, tapi batal,” ujar Ridho.
Dengan mundurnya Muchdi, maka praktis tinggal tiga kandidat yang akan bertarung pada Muktamar yang digelar dari 3 Juli sampai 7 Juli 2011 tersebut. Menurut Kelua Panitia Penyelenggara muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Emron Pangkapi, panitia memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh kandidat untuk memanfaatkan momentum muktamar PPP sesuai aturan partai yang tertuang dalam AD/ART. “Kami berharap seluruh kandidat bisa menawarkan program yang konstruktif dan diyakini bisa membesarkan PPP di masa mendatang,” katanya.
Emron mengingatkan, peserta muktamar hendaknya memilih figur terbaik dari kandidat ketua umum yang ada sesuai dengan hati nurani, tentunya dengan pertimbangan mampu membesarkan PPP ke depan. “Kami minta agar menghindari praktik politik uang.” ujarnya.
Emron menjelaskan, PPP merupakan partai besar yang memiliki infrastruktur lengkap meliputi pengurus wilayah di 33 provinsi, pengurus cabang di 497 kabupaten/kota, pengurus anak cabang di 62.000 kecamatan, maupun pengurus ranting di tingkat desa/keluarahan.
“Untuk menggerakkan Infrastruktur partai yang sudah besar agar menjadi lebih besar lagi, dibutuhkan figur ketua umum yang memiliki jiwa kepemimpinan dan sudah mengakar di PPP,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Irgan Chairul Mahfiz mengingatkan Muktamar VII PPP jangan hanya dianggap sebagai ajang pertarungan kader partai untuk memperebutkan posisi ketua umum saja. Tapi, ada makna terpenting dalam Muktamar, yakni menjadi ajang konsolidasi persiapan Pemilu 2014.
Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) digelar Minggu (3/7/2011) di Bandung, Jawa Barat. Dari empat kandidat calon Ketum PPP yang memperebutkan suara terbanyak untuk duduk di puncak pimpinan, ternyata tinggal tiga orang. Mereka adalah Suryadharma Ali, Ahmad Muqowam, dan Ahmad Yani. Sedangkan Muchdi PR yang sebelumnya sempat ngotot ikut dalam bursa, akhirnya keok sebelum perang.
MUNDURNYA Muchdi dibenarkan Ketua Tim Suksesnya, Ridho Kamaludin. “Benar, pak Muchdi sudah menyatakan batal maju menjadi kandidat. Alasannya, ada sesuatu yang penting dan tidak bisa diungkapkan. Yang jelas bukan mundur, tapi batal,” ujar Ridho.
Dengan mundurnya Muchdi, maka praktis tinggal tiga kandidat yang akan bertarung pada Muktamar yang digelar dari 3 Juli sampai 7 Juli 2011 tersebut. Menurut Kelua Panitia Penyelenggara muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Emron Pangkapi, panitia memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh kandidat untuk memanfaatkan momentum muktamar PPP sesuai aturan partai yang tertuang dalam AD/ART. “Kami berharap seluruh kandidat bisa menawarkan program yang konstruktif dan diyakini bisa membesarkan PPP di masa mendatang,” katanya.
Emron mengingatkan, peserta muktamar hendaknya memilih figur terbaik dari kandidat ketua umum yang ada sesuai dengan hati nurani, tentunya dengan pertimbangan mampu membesarkan PPP ke depan. “Kami minta agar menghindari praktik politik uang.” ujarnya.
Emron menjelaskan, PPP merupakan partai besar yang memiliki infrastruktur lengkap meliputi pengurus wilayah di 33 provinsi, pengurus cabang di 497 kabupaten/kota, pengurus anak cabang di 62.000 kecamatan, maupun pengurus ranting di tingkat desa/keluarahan.
“Untuk menggerakkan Infrastruktur partai yang sudah besar agar menjadi lebih besar lagi, dibutuhkan figur ketua umum yang memiliki jiwa kepemimpinan dan sudah mengakar di PPP,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Irgan Chairul Mahfiz mengingatkan Muktamar VII PPP jangan hanya dianggap sebagai ajang pertarungan kader partai untuk memperebutkan posisi ketua umum saja. Tapi, ada makna terpenting dalam Muktamar, yakni menjadi ajang konsolidasi persiapan Pemilu 2014.
Ideologi PPP Harus Diubah
PENGAMAT politik dari Lembaga Survei Indobesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi melihat PPP membutuhkan pemimpin yang mampu memaksimalkan potensi PPP. Serta menyelamatkan partai ini dari ancaman tersingkir dari pentas politik nasional.
Ideologi PPP
Menurut Muhtadi, PPP butuh sosok yang bisa menyatukan serta menyinergikan seluruh kekuatan dan potensi partai. Apalagi, pada tiga kali Pemilu lalu, perolehan suara PPP menurun. Hal ini terbukti pada Pemilu 2009 yang turun merata di seluruh wilayah. “Di Jakarta saja, yang merupakan basis dan kantong PPP, suaranya turun 5-8 persen,” jelas Muhtadi di Jakarta, Minggu (3/7/2011).
Yang akan semakin memperburuk perolehan suara PPP, kata Muhtadi, adalah konflik internal walaupun tidak sampai pada perpecahan. Bahkan, akan semakin repot, jika partai yang dibentuk dari fusi sejumlah partai ini tidak mampu menyatukan elemen-elemen yang berbeda.
Sementara itu, Pengamat Politik Muhammad Qodari menegaskan ideologi PPP yang selama ini identik dengan Islam, warna hijau tua, bisa saja berubah menjadi hijau muda.
Menurut Qodari, selama ini ideologi PPP masih menganut Islam murni.Jika dalam Muktamar ini, ideologi PPP berubah menjadi Islam moderat, maka Qodari warna kebesaran PPP bisa berubah menjadi hijau muda. “Maksudnya ideologi PPP menjadi Islam plural (moderat) atau agak liberal,” kata Qodari.
Qodari yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indobarometer ini menegaskan ideologi PPP saat ini berada di persimpangan jalan. Terlebih, banyak kader muda yang ingin terjadi perubahan ke arah yang lebih moderat.
“Mana yang akan diambil, kita tunggu saja di Muktamar. Ini salah satu hal yang menarik pada Muktamar ini yakni platform partai,” tandasnya.
Dia mengatakan soal platform ideologi partai juga bisa dijadikan senjata oleh para calon Ketua Umum PPP agar menang.
Ideologi PPP
Menurut Muhtadi, PPP butuh sosok yang bisa menyatukan serta menyinergikan seluruh kekuatan dan potensi partai. Apalagi, pada tiga kali Pemilu lalu, perolehan suara PPP menurun. Hal ini terbukti pada Pemilu 2009 yang turun merata di seluruh wilayah. “Di Jakarta saja, yang merupakan basis dan kantong PPP, suaranya turun 5-8 persen,” jelas Muhtadi di Jakarta, Minggu (3/7/2011).
Yang akan semakin memperburuk perolehan suara PPP, kata Muhtadi, adalah konflik internal walaupun tidak sampai pada perpecahan. Bahkan, akan semakin repot, jika partai yang dibentuk dari fusi sejumlah partai ini tidak mampu menyatukan elemen-elemen yang berbeda.
Sementara itu, Pengamat Politik Muhammad Qodari menegaskan ideologi PPP yang selama ini identik dengan Islam, warna hijau tua, bisa saja berubah menjadi hijau muda.
Menurut Qodari, selama ini ideologi PPP masih menganut Islam murni.Jika dalam Muktamar ini, ideologi PPP berubah menjadi Islam moderat, maka Qodari warna kebesaran PPP bisa berubah menjadi hijau muda. “Maksudnya ideologi PPP menjadi Islam plural (moderat) atau agak liberal,” kata Qodari.
Qodari yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indobarometer ini menegaskan ideologi PPP saat ini berada di persimpangan jalan. Terlebih, banyak kader muda yang ingin terjadi perubahan ke arah yang lebih moderat.
“Mana yang akan diambil, kita tunggu saja di Muktamar. Ini salah satu hal yang menarik pada Muktamar ini yakni platform partai,” tandasnya.
Dia mengatakan soal platform ideologi partai juga bisa dijadikan senjata oleh para calon Ketua Umum PPP agar menang.
Kisruh KETUM Di Tubuh PPP
Tiga Kandidat Klaim Pasti Menang
MENTERI Agama yang kini masih menjabat Ketum PPP Suryadharma Ali mengaku yakin bisa kembali memperebutkan posisi ketua umum. “Semua calon berat, tapi Anda bisa tahu, saya didukung 32 DPW PPP,” katanya.
Dukungan yang sudah diraihnya itu terbukti dengan dilakukannya deklarasikan di hotel Crown, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2011) lalu.
Dalam deklarasi itu, sebanyak 32 DPW PPP mendukungan Suryadharma untuk kembali maju menjadi calon Ketua Umum. Hanya DPW PPP Jawa Tengah tidak hadir dalam memberikan dukungannya.
Sementara itu, Ketua DPP PPP Ahmad Muqowam yang mengaku jika terpilih sebagai ketum, maka suara PPP dalam Pemilu 2014 akan meningkat. “Kalau saya terpilih, saya yakin suara PPP akan meningkat. Kalau tidak meningkat saya akan mundur. Tidak seperti lainnya, yang suaranya malah menurun tapi masih berniat maju kembali,” kata Muqowam.
Muqowam menuturkan, setelah muktamar akan terjawab seperti apa PPP nantinya. Dia juga sudah berkomunikasi dengan seluruh wilayah, dan catatan yang dia dapatkan ada yang mengeluhkan betapa mencekamnya PPP sekarang.
Sedangkan kandidat lainnya, Ahmad Yani siap mundur dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bila terpilih menjadi Ketua Umum PPP. Yani meyakini dirinya akan terpilih menjadi ketua umum.
“Saya yakin, mendapat dukungan dari banyak Dewan Pimpinan Cabang (DPC), karena sudah berkomunikasi 99 persen dari DPC itu,” jelas Yani.
Menurut Yani, dalam pemilihan nanti, dirinya akan menawarkan ide dan gagasan. Berbeda dari yang lain yang menawarkan materi.
Selain itu, ia yakin menang apabila pemilihan dilakukan secara adil. Artinya, tak ada tekanan dan politik uang. Dengan gagasan yang ia tawarkan, maka PPP akan kembali menjadi besar. “Pada 2014 nanti jika saya ketua, suaranya akan mencapai dua digit,” ujar Yani.
MENTERI Agama yang kini masih menjabat Ketum PPP Suryadharma Ali mengaku yakin bisa kembali memperebutkan posisi ketua umum. “Semua calon berat, tapi Anda bisa tahu, saya didukung 32 DPW PPP,” katanya.
Dukungan yang sudah diraihnya itu terbukti dengan dilakukannya deklarasikan di hotel Crown, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2011) lalu.
Dalam deklarasi itu, sebanyak 32 DPW PPP mendukungan Suryadharma untuk kembali maju menjadi calon Ketua Umum. Hanya DPW PPP Jawa Tengah tidak hadir dalam memberikan dukungannya.
Sementara itu, Ketua DPP PPP Ahmad Muqowam yang mengaku jika terpilih sebagai ketum, maka suara PPP dalam Pemilu 2014 akan meningkat. “Kalau saya terpilih, saya yakin suara PPP akan meningkat. Kalau tidak meningkat saya akan mundur. Tidak seperti lainnya, yang suaranya malah menurun tapi masih berniat maju kembali,” kata Muqowam.
Muqowam menuturkan, setelah muktamar akan terjawab seperti apa PPP nantinya. Dia juga sudah berkomunikasi dengan seluruh wilayah, dan catatan yang dia dapatkan ada yang mengeluhkan betapa mencekamnya PPP sekarang.
Sedangkan kandidat lainnya, Ahmad Yani siap mundur dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bila terpilih menjadi Ketua Umum PPP. Yani meyakini dirinya akan terpilih menjadi ketua umum.
“Saya yakin, mendapat dukungan dari banyak Dewan Pimpinan Cabang (DPC), karena sudah berkomunikasi 99 persen dari DPC itu,” jelas Yani.
Menurut Yani, dalam pemilihan nanti, dirinya akan menawarkan ide dan gagasan. Berbeda dari yang lain yang menawarkan materi.
Selain itu, ia yakin menang apabila pemilihan dilakukan secara adil. Artinya, tak ada tekanan dan politik uang. Dengan gagasan yang ia tawarkan, maka PPP akan kembali menjadi besar. “Pada 2014 nanti jika saya ketua, suaranya akan mencapai dua digit,” ujar Yani.
Nazaruddin Tebar Dana Ke Kader Demokrat
Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul meminta seluruh kader yang sedang terjerat kasus hukum harus dinonaktifkan, termasuk mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin. “Tanpa terkecuali, semuanya harus diberi sanksi dan dinonaktifkan,” ucap Ruhut
PEMBERIAN sanksi kepada Nazaruddin dipandang baik oleh Ruhut. Namun, menurutnya, jangan hanya Nazaruddin saja yang diberi sanksi. “Saya usulkan selain Nazaruddin yang telah diberi sanksi, anggota-anggota lain juga harus diberi sanksi. Misalnya, Andi Nurpati. Dia harus diberi sanksi,” ucap Ruhut.
Disampaikan Ruhut, kasus yang menimpa Andi Nurpati ini mencoreng wajah Demokrat. “Kami yang berperan memenangkan Partai Demokrat pada Pemilu lalu, merasa tercoreng. Padahal kami memenangkan Pemilu dengan kerja keras. Tapi ini bisa menimbulkan persepsi lain di masyarakat,” jelas Ruhut.
Untuk itu, Ruhut menilai diperlukan ketegasan Dewan Kehormatan partai. “Amir Syamsuddin tidak boleh pilih-pilih orang. Jangan ada unsur-unsur etnis di sini. Semua harus diberi sanksi, termasuk Andi Nurpti. Amir selalu ngomong soal Nazar, tapi soal Andi Nurpati dia paling diam. Karena orang sekampungnya,” tegas Ruhut.
Selain Andi Nurpati, seluruh kader Demokrat yang namanya disebut-sebut oleh Nazaruddin juga harus diberi sanksi dan dinonaktifkan. “Semua nama yang disebut Nazaruddin harus dinonaktifkan. Baik dia pengurus, legislatif bahkan eksekutif sekalipun, harus dinonaktifkan. Meski mereka belum tersangka. Nazar juga kan belum tersangka. Jadi harus sama,” ujar Ruhut.
Menurutnya, kondisi kasus Nazaruddin saat ini juga akibat andil kader Demokrat lainnya. “Ada kesalahan kader lain di sini, yang terlalu banyak bicara dan mengakibatkan Nazaruddin seperti itu. Andi Nurpati, Kastorius Sinaga dan Amir Syamsudin jangan terlalu banyak ngomonglah. Daripada mereka terlalu banyak bicara, lebih baik membuktikan saja ucapan Nazaruddin itu benar atau tidak,” ucap Ruhut.
Ruhut juga menyampaikan, Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk oleh Demokrat, terus bekerja. “Tetapi kan TPF ini yang aktif Cuma tiga orang. Saya, Benny Harman dan Edi Sitanggang. Yang lain kan tidak pernah aktif, pertemuan juga jarang datang,” ucap Ruhut.
Namun, dalam penyelesaian kasus hukum, Demokrat akan menghormati proses hukum. “Ketua Umum bilang, karena sudah di ranah hukum, biarkan saja. Jangan kita intervensi dan kita harus menghormati KPK,” ujar Ruhut.
Meski demikian, Ruhut menegaskan, Demokrat akan membantu penyelesaian kasus ini jika diminta. “Dulu kan KPK tidak mau dibantu Demokrat. Tapi sekarangm, syukurlah Busro telah kembali ke jalan yang benar. Dia telah meminta bantuan kami,” ucap Ruhut.
Ruhut juga menyampaikan masih berkomunikasi dengan dia hingga saat ini. “Saya sendiri ingin dia kembali. Saya masih komunikasi dengan dia. Katanya masih sakit dan nanti kalau sudah diizinkan dokter untuk kembali, Nazar bilang, dia ingin saya yang menjemputnya,” ucap Ruhut.
Sejumlah peristiwa itu, menurut Ruhut, menjadi penyumbang turunnya popularitas Presiden SBY dan Partai Demokrat. “Memang kami sedang dilanda masalah, dan turunnya poling ini menjadi pelajaran dan introspeksi bagi Demokrat. Masih ada 3,5 tahun lagu untuk konsolidasi,” ujarnya. Menurutnya, langkah yang harus dilakukan Demokrat adalah membuktikan diri sebagai partai terdepan dalam pemberantasan korupsi, sesuai dengan jargon Demokrat.
Untuk itu, menurut Ruhut, Partai Demokrat harus mengadakan pembersihan besar-besaran terhadap seluruh jajaran partai yang terkena kasus. “Saya akan mengusulkan kepada Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina agar Demokrat cuci gudang. Semua yang tidak bersih, harus disingkirkan,” tegasnya.
PEMBERIAN sanksi kepada Nazaruddin dipandang baik oleh Ruhut. Namun, menurutnya, jangan hanya Nazaruddin saja yang diberi sanksi. “Saya usulkan selain Nazaruddin yang telah diberi sanksi, anggota-anggota lain juga harus diberi sanksi. Misalnya, Andi Nurpati. Dia harus diberi sanksi,” ucap Ruhut.
Disampaikan Ruhut, kasus yang menimpa Andi Nurpati ini mencoreng wajah Demokrat. “Kami yang berperan memenangkan Partai Demokrat pada Pemilu lalu, merasa tercoreng. Padahal kami memenangkan Pemilu dengan kerja keras. Tapi ini bisa menimbulkan persepsi lain di masyarakat,” jelas Ruhut.
Untuk itu, Ruhut menilai diperlukan ketegasan Dewan Kehormatan partai. “Amir Syamsuddin tidak boleh pilih-pilih orang. Jangan ada unsur-unsur etnis di sini. Semua harus diberi sanksi, termasuk Andi Nurpti. Amir selalu ngomong soal Nazar, tapi soal Andi Nurpati dia paling diam. Karena orang sekampungnya,” tegas Ruhut.
Selain Andi Nurpati, seluruh kader Demokrat yang namanya disebut-sebut oleh Nazaruddin juga harus diberi sanksi dan dinonaktifkan. “Semua nama yang disebut Nazaruddin harus dinonaktifkan. Baik dia pengurus, legislatif bahkan eksekutif sekalipun, harus dinonaktifkan. Meski mereka belum tersangka. Nazar juga kan belum tersangka. Jadi harus sama,” ujar Ruhut.
Menurutnya, kondisi kasus Nazaruddin saat ini juga akibat andil kader Demokrat lainnya. “Ada kesalahan kader lain di sini, yang terlalu banyak bicara dan mengakibatkan Nazaruddin seperti itu. Andi Nurpati, Kastorius Sinaga dan Amir Syamsudin jangan terlalu banyak ngomonglah. Daripada mereka terlalu banyak bicara, lebih baik membuktikan saja ucapan Nazaruddin itu benar atau tidak,” ucap Ruhut.
Ruhut juga menyampaikan, Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk oleh Demokrat, terus bekerja. “Tetapi kan TPF ini yang aktif Cuma tiga orang. Saya, Benny Harman dan Edi Sitanggang. Yang lain kan tidak pernah aktif, pertemuan juga jarang datang,” ucap Ruhut.
Namun, dalam penyelesaian kasus hukum, Demokrat akan menghormati proses hukum. “Ketua Umum bilang, karena sudah di ranah hukum, biarkan saja. Jangan kita intervensi dan kita harus menghormati KPK,” ujar Ruhut.
Meski demikian, Ruhut menegaskan, Demokrat akan membantu penyelesaian kasus ini jika diminta. “Dulu kan KPK tidak mau dibantu Demokrat. Tapi sekarangm, syukurlah Busro telah kembali ke jalan yang benar. Dia telah meminta bantuan kami,” ucap Ruhut.
Ruhut juga menyampaikan masih berkomunikasi dengan dia hingga saat ini. “Saya sendiri ingin dia kembali. Saya masih komunikasi dengan dia. Katanya masih sakit dan nanti kalau sudah diizinkan dokter untuk kembali, Nazar bilang, dia ingin saya yang menjemputnya,” ucap Ruhut.
Sejumlah peristiwa itu, menurut Ruhut, menjadi penyumbang turunnya popularitas Presiden SBY dan Partai Demokrat. “Memang kami sedang dilanda masalah, dan turunnya poling ini menjadi pelajaran dan introspeksi bagi Demokrat. Masih ada 3,5 tahun lagu untuk konsolidasi,” ujarnya. Menurutnya, langkah yang harus dilakukan Demokrat adalah membuktikan diri sebagai partai terdepan dalam pemberantasan korupsi, sesuai dengan jargon Demokrat.
Untuk itu, menurut Ruhut, Partai Demokrat harus mengadakan pembersihan besar-besaran terhadap seluruh jajaran partai yang terkena kasus. “Saya akan mengusulkan kepada Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina agar Demokrat cuci gudang. Semua yang tidak bersih, harus disingkirkan,” tegasnya.
B 3859 TAZ Tercuri Maling
Apes benar nasib Pardosi. Kemarin sore, Sabtu (2/7/2011) sekira pukul 16.00 WIB, sepeda motor miliknya raib dari halaman parkir, di areal kosan tempat tinggalnya, di Jalan Sutomo, Cawang Jakarta Timur. Padahal, Yamaha Vega ZR warna merah bernomor polisi B 3859 TAZ itu saat diparkir pada malam sebelumnya, Jumat (1/7/2011) berada dalam posisi terkunci.
Adapun Ciri Ciri Materil Sbb:
No Mesin : 5D 9492419
No Rangka : MH35D 9003
ACAJ 492341
RODA belakang juga saya gembok,” katanya. Diceritakan Pardosi, dirinya memang tidak keluar rumah sejak motor miliknya diparkir di kosan berpagar itu. Namun, menurut keterangan saksi di areal kosan itu, hingga Sabtu (2/7/2011), sekira pukul 10.00 WIB, motor yang belum lunas itu masih terparkir rapi.
“Saya keluar kosan pukul 10 pagi, motor itu masih ada kok,” jelas seorang ibu Br Marpaung.
Mengetahui motornya hilang, Pardosi langsung melaporkan kasus pencurian itu ke Polsek Makasar, Jakarta Timur, satu jam setelahnya. Polisi lantas menggelar olah TKP serta menerbitkan surat kehilangan atas nama Alexander PS Manurung.
“Motor itu memang atas nama teman saya, tapi pembayaran dari awal saya yang bertanggungjawab. Saya juga berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan motor itu,” ujar Pardosi.
Kini, selain menunggu kerja keras polisi, Pardosi juga berharap pada pihak leasing untuk memberikan kemudahan pengurusan penggantian. Ia mengaku tidak tahu persis bagaimana sebenarnya prosedur pengurusan motor hilang kepada pihak leasing.
“Semoga bisa dicarikan solusi terbaik,” kata Pardosi berharap.
■ Ishak H Pardosi
Adapun Ciri Ciri Materil Sbb:
No Mesin : 5D 9492419
No Rangka : MH35D 9003
ACAJ 492341
RODA belakang juga saya gembok,” katanya. Diceritakan Pardosi, dirinya memang tidak keluar rumah sejak motor miliknya diparkir di kosan berpagar itu. Namun, menurut keterangan saksi di areal kosan itu, hingga Sabtu (2/7/2011), sekira pukul 10.00 WIB, motor yang belum lunas itu masih terparkir rapi.
“Saya keluar kosan pukul 10 pagi, motor itu masih ada kok,” jelas seorang ibu Br Marpaung.
Mengetahui motornya hilang, Pardosi langsung melaporkan kasus pencurian itu ke Polsek Makasar, Jakarta Timur, satu jam setelahnya. Polisi lantas menggelar olah TKP serta menerbitkan surat kehilangan atas nama Alexander PS Manurung.
“Motor itu memang atas nama teman saya, tapi pembayaran dari awal saya yang bertanggungjawab. Saya juga berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan motor itu,” ujar Pardosi.
Kini, selain menunggu kerja keras polisi, Pardosi juga berharap pada pihak leasing untuk memberikan kemudahan pengurusan penggantian. Ia mengaku tidak tahu persis bagaimana sebenarnya prosedur pengurusan motor hilang kepada pihak leasing.
“Semoga bisa dicarikan solusi terbaik,” kata Pardosi berharap.
■ Ishak H Pardosi
B 3859 TAZ, Yamaha Vega ZR, Barang Curian
Dihimbau Kepada Masyarakat Luas agar tidak mau membeli ataupun menerima gadai dan ataupun menerima urusan apapun yg berhubungan dengan sebuah sepeda motor dengan NOPOL B 3859 TAZ, Yamaha Vega ZR.
Apes benar nasib Pardosi. Kemarin sore, Sabtu (2/7/2011) sekira pukul 16.00 WIB, sepeda motor miliknya raib dari halaman parkir, di areal kosan tempat tinggalnya, di Jalan Sutomo, Cawang Jakarta Timur. Padahal, Yamaha Vega ZR warna merah bernomor polisi B 3859 TAZ itu saat diparkir pada malam sebelumnya, Jumat (1/7/2011) berada dalam posisi terkunci
“RODA belakang juga saya gembok,” katanya. Diceritakan Pardosi, dirinya memang tidak keluar rumah sejak motor miliknya diparkir di kosan berpagar itu. Namun, menurut keterangan saksi di areal kosan itu, hingga Sabtu (2/7/2011), sekira pukul 10.00 WIB, motor yang belum lunas itu masih terparkir rapi.
“Saya keluar kosan pukul 10 pagi, motor itu masih ada kok,” jelas seorang ibu Br Marpaung.
Mengetahui motornya hilang, Pardosi langsung melaporkan kasus pencurian itu ke Polsek Makasar, Jakarta Timur, satu jam setelahnya. Polisi lantas menggelar olah TKP serta menerbitkan surat kehilangan atas nama Alexander PS Manurung.
“Motor itu memang atas nama teman saya, tapi pembayaran dari awal saya yang bertanggungjawab. Saya juga berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan motor itu,” ujar Pardosi.
Kini, selain menunggu kerja keras polisi, Pardosi juga berharap pada pihak leasing untuk memberikan kemudahan pengurusan penggantian. Ia mengaku tidak tahu persis bagaimana sebenarnya prosedur pengurusan motor hilang kepada pihak leasing.
“Semoga bisa dicarikan solusi terbaik,” kata Pardosi berharap.
■ Ishak H Pardosi
B 3859 TAZ Digondol Maling
Apes benar nasib Pardosi. Kemarin sore, Sabtu (2/7/2011) sekira pukul 16.00 WIB, sepeda motor miliknya raib dari halaman parkir, di areal kosan tempat tinggalnya, di Jalan Sutomo, Cawang Jakarta Timur. Padahal, Yamaha Vega ZR warna merah bernomor polisi B 3859 TAZ itu saat diparkir pada malam sebelumnya, Jumat (1/7/2011) berada dalam posisi terkunci
“RODA belakang juga saya gembok,” katanya. Diceritakan Pardosi, dirinya memang tidak keluar rumah sejak motor miliknya diparkir di kosan berpagar itu. Namun, menurut keterangan saksi di areal kosan itu, hingga Sabtu (2/7/2011), sekira pukul 10.00 WIB, motor yang belum lunas itu masih terparkir rapi.
“Saya keluar kosan pukul 10 pagi, motor itu masih ada kok,” jelas seorang ibu Br Marpaung.
Mengetahui motornya hilang, Pardosi langsung melaporkan kasus pencurian itu ke Polsek Makasar, Jakarta Timur, satu jam setelahnya. Polisi lantas menggelar olah TKP serta menerbitkan surat kehilangan atas nama Alexander PS Manurung.
“Motor itu memang atas nama teman saya, tapi pembayaran dari awal saya yang bertanggungjawab. Saya juga berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan motor itu,” ujar Pardosi.
Kini, selain menunggu kerja keras polisi, Pardosi juga berharap pada pihak leasing untuk memberikan kemudahan pengurusan penggantian. Ia mengaku tidak tahu persis bagaimana sebenarnya prosedur pengurusan motor hilang kepada pihak leasing.
“Semoga bisa dicarikan solusi terbaik,” kata Pardosi berharap.
■ Ishak H Pardosi
B 3859 TAZ Digondol Maling
St.Levi Journal: B 3859 TAZ, Yamaha Vega ZR, Barang Curian
St.Levi Journal: B 3859 TAZ, Yamaha Vega ZR, Barang Curian: "Dihimbau Kepada Masyarakat Luas agar tidak mau membeli ataupun menerima gadai dan ataupun menerima urusan apapun yg berhubungan dengan sebua..."
B 3859 TAZ, Yamaha Vega ZR Raib di Kosan
Apes benar nasib Pardosi. Kemarin sore, Sabtu (2/7/2011) sekira pukul 16.00 WIB, sepeda motor miliknya raib dari halaman parkir, di areal kosan tempat tinggalnya, di Jalan Sutomo, Cawang Jakarta Timur. Padahal, Yamaha Vega ZR warna merah bernomor polisi B 3859 TAZ itu saat diparkir pada malam sebelumnya, Jumat (1/7/2011) berada dalam posisi terkunci.
B 3859 TAZ, Yamaha Vega ZR
“RODA belakang juga saya gembok,” katanya. Diceritakan Pardosi, dirinya memang tidak keluar rumah sejak motor miliknya diparkir di kosan berpagar itu. Namun, menurut keterangan saksi di areal kosan itu, hingga Sabtu (2/7/2011), sekira pukul 10.00 WIB, motor yang belum lunas itu masih terparkir rapi.
“Saya keluar kosan pukul 10 pagi, motor itu masih ada kok,” jelas seorang ibu Br Marpaung.
Mengetahui motornya hilang, Pardosi langsung melaporkan kasus pencurian itu ke Polsek Makasar, Jakarta Timur, satu jam setelahnya. Polisi lantas menggelar olah TKP serta menerbitkan surat kehilangan atas nama Alexander PS Manurung.
“Motor itu memang atas nama teman saya, tapi pembayaran dari awal saya yang bertanggungjawab. Saya juga berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan motor itu,” ujar Pardosi.
Kini, selain menunggu kerja keras polisi, Pardosi juga berharap pada pihak leasing untuk memberikan kemudahan pengurusan penggantian. Ia mengaku tidak tahu persis bagaimana sebenarnya prosedur pengurusan motor hilang kepada pihak leasing.
“Semoga bisa dicarikan solusi terbaik,” kata Pardosi berharap.Curanmor di Jaktim Menggila
B 3859 TAZ, Yamaha Vega ZR
“RODA belakang juga saya gembok,” katanya. Diceritakan Pardosi, dirinya memang tidak keluar rumah sejak motor miliknya diparkir di kosan berpagar itu. Namun, menurut keterangan saksi di areal kosan itu, hingga Sabtu (2/7/2011), sekira pukul 10.00 WIB, motor yang belum lunas itu masih terparkir rapi.
“Saya keluar kosan pukul 10 pagi, motor itu masih ada kok,” jelas seorang ibu Br Marpaung.
Mengetahui motornya hilang, Pardosi langsung melaporkan kasus pencurian itu ke Polsek Makasar, Jakarta Timur, satu jam setelahnya. Polisi lantas menggelar olah TKP serta menerbitkan surat kehilangan atas nama Alexander PS Manurung.
“Motor itu memang atas nama teman saya, tapi pembayaran dari awal saya yang bertanggungjawab. Saya juga berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan motor itu,” ujar Pardosi.
Kini, selain menunggu kerja keras polisi, Pardosi juga berharap pada pihak leasing untuk memberikan kemudahan pengurusan penggantian. Ia mengaku tidak tahu persis bagaimana sebenarnya prosedur pengurusan motor hilang kepada pihak leasing.
“Semoga bisa dicarikan solusi terbaik,” kata Pardosi berharap.Curanmor di Jaktim Menggila
Langganan:
Postingan (Atom)